Semua Kategori

Spesifikasi Trafo Tipe Kering Dijelaskan: Panduan Teknis Lengkap

2025-09-04 16:24:03
Spesifikasi Trafo Tipe Kering Dijelaskan: Panduan Teknis Lengkap

Spesifikasi Trafo Tipe Kering Dijelaskan: Panduan Teknis Lengkap


Memilih yang tepat transformator tipe kering membutuhkan lebih dari sekadar mengetahui bahwa Anda memerlukan satu unit; diperlukan pemahaman yang jelas mengenai spesifikasi teknisnya. Parameter-parameter ini menentukan kinerja, kapasitas, dan kesesuaian trafo untuk aplikasi spesifik Anda. Panduan ini akan menjelaskan secara sederhana spesifikasi utama yang tercantum pada nameplate trafo dan lembar data teknis, sehingga Anda dapat membuat keputusan yang tepat dan berdasarkan informasi yang akurat.

Memahami Spesifikasi Inti

1. Rating Daya (kVA atau MVA)


Peringkat daya, diukur dalam kilovolt-ampere (kVA) atau megavolt-ampere (MVA), merupakan spesifikasi paling mendasar. Ini menunjukkan daya semu maksimum yang dapat disediakan oleh transformator secara terus-menerus tanpa melebihi batas suhu operasinya. Untuk memilih kVA yang tepat, Anda harus menghitung total beban dari semua perangkat yang akan dipasok dayanya oleh transformator, dan bijaksana untuk menambahkan cadangan sebesar 20-25% guna mengakomodasi ekspansi di masa depan.


Enwei Electric menawarkan berbagai macam https://www.enweielectric.com/products/transformers/dry-type-transformers>transformator kering dari 30 kVA hingga 31.500 kVA (31,5 MVA) untuk memenuhi kebutuhan beban apa pun.

2. Peringkat Tegangan (Primer dan Sekunder)


Ini menentukan tegangan di mana transformator dirancang untuk beroperasi.


       
  • Tegangan Primer: Tegangan masukan yang akan diterima transformator dari sumber listrik.

  •    
  • Tegangan Sekunder: Tegangan keluaran yang akan disuplai transformator ke beban.

  •    
  • Tapel: Ini adalah titik-titik yang dapat diatur pada belitan yang memungkinkan perubahan kecil pada rasio lilitan. Titik-titik ini digunakan untuk mengkompensasi variasi tegangan tetap pada suplai primer agar tetap menjaga tegangan sekunder yang stabil. Sebagai contoh, sebuah transformator mungkin memiliki tap pada +2,5%, +5%, -2,5%, dan -5% dari tegangan nominal.


3. Fase (Satu Fasa vs. Tiga Fasa)


Ini menentukan jenis sistem kelistrikan yang dirancang untuk transformator tersebut.


4. Persentase Impedansi (%Z)


Impedansi, dinyatakan dalam persentase, adalah ukuran hambatan trafo terhadap aliran arus. Ini penting untuk:


       
  • Perhitungan Arus Gangguan: Impedansi yang lebih rendah memungkinkan arus hubung singkat yang lebih tinggi mengalir, sedangkan impedansi yang lebih tinggi membatasinya. Nilai ini penting untuk memilih perangkat proteksi yang memiliki rating tepat seperti pemutus sirkuit.

  •    
  • Regulasi Tegangan: Ini memengaruhi penurunan tegangan pada trafo saat beban meningkat.

  •    
  • Operasi Paralel: Trafo harus memiliki impedansi yang serupa (biasanya dalam rentang ±7,5%) agar dapat dioperasikan secara paralel dan membagi beban dengan benar.


5. Kelas Isolasi dan Kenaikan Suhu


Spesifikasi ini sangat penting bagi ketahanan trafo jenis kering. Kelas isolasi menentukan suhu maksimum yang dapat ditahan sistem isolasi secara terus-menerus. Kelas yang umum digunakan antara lain:


       
  • Kelas F: Suhu maksimum lilitan sebesar 155°C.

  •    
  • Kelas H: Suhu maksimum lilitan sebesar 180°C.


Peningkatan Suhu adalah kenaikan suhu maksimum yang dapat dialami oleh lilitan di atas suhu lingkungan standar (biasanya 40°C) saat beroperasi pada beban penuh. Sebagai contoh, transformator Kelas F mungkin memiliki kenaikan suhu sebesar 80°C atau 115°C, yang masih berada dalam batas 155°C-nya.

6. Metode Pendinginan (AN / AF)


Ini menunjukkan cara transformator melepaskan panas.


       
  • AN (Udara Alamiah): Transformator didinginkan melalui konveksi udara alamiah di sekitar lilitan dan inti. Ini merupakan rating kVA dasar.

  •    
  • AF (Udara Paksa): Transformator dilengkapi dengan kipas yang memaksa aliran udara melewati lilitan untuk pendinginan tambahan. Hal ini memungkinkan transformator menangani beban yang lebih tinggi, memberikan rating kVA yang lebih besar (seringkali 25-50% lebih tinggi daripada rating AN).


7. Efisiensi dan Kerugian


Efisiensi transformator ditentukan oleh kerugiannya.


       
  • Kerugian Tanpa Beban (Kerugian Inti): Energi yang dikonsumsi untuk memagnetisasi inti. Kerugian ini konstan selama transformator mendapatkan tegangan, terlepas dari beban. Model dengan inti paduan amorf, seperti seri kami SCBH15 , menawarkan kerugian tanpa beban yang sangat rendah.

  •    
  • Kerugian Beban (Kerugian Belitan): Panas yang dihasilkan pada belitan akibat arus beban (kerugian I²R). Kerugian ini meningkat sebanding dengan kuadrat beban.


Transformator dengan efisiensi lebih tinggi memiliki kerugian keseluruhan yang lebih rendah, menghasilkan penghematan energi yang signifikan selama masa pakai transformator.

8. Rating Proteksi Masuk (IP)


Peringkat IP menentukan tingkat perlindungan yang diberikan oleh enclosure transformator terhadap masuknya benda padat (seperti debu dan jari) dan cairan (seperti air). Sebagai contoh, peringkat IP21 berarti transformator terlindungi dari benda padat berukuran lebih dari 12,5 mm dan tetesan air. Peringkat IP yang dibutuhkan sepenuhnya tergantung pada lingkungan pemasangan.

Kesimpulan: Dari Spesifikasi ke Solusi


Memahami spesifikasi utama ini merupakan langkah pertama dalam memilih transformator yang tidak hanya fungsional, tetapi juga aman, efisien, dan andal untuk jangka waktu bertahun-tahun ke depan. Setiap parameter memainkan peran penting dalam kinerja transformator serta interaksinya dengan sistem kelistrikan Anda.


Meskipun panduan ini memberikan dasar yang kuat, pemilihan transformator yang tepat sering kali melibatkan detail-detail yang rumit. Para ahli teknis di Enwei Electric siap membantu Anda memahami spesifikasi ini dan mengkonfigurasi solusi ideal untuk proyek Anda.

Apakah spesifikasi Anda sudah siap atau membutuhkan bantuan untuk menentukannya?